Cerita ini hanya fiktif belaka, adapun kesamaan nama tokoh,tempat kejadian ataupun cerita. Itu hanyalah suatu kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
Bab 1
Gemerlap cahaya tampak terlihat memenuhi seluruh villa itu. Villa yang cukup megah untuk wilayah di Batu. Malam itu adalah pesta ulang tahun kakek Taylor, dan dipenuhi dengan banyak tamu.
Semua anak beserta cucunya datang menghadiri dan mengucapkan "Kami berdoa semoga kakek Taylor selalu diberkati,panjang umur dan sehat selalu."
Kakek Taylor yang duduk dengan santai di kursinya tampak tersenyum malu sambil berkata, " Hahahaha, terima kasih. Kalian adalah anak dan cucuku yang sangat baik dan berharga. Aku sangat senang hari ini dengan melihat kehadian kalian semua. Katakanlah kepadaku, permintaan apa yang kalian inginkan. Aku akan mengabulkan satu buah permintaan yang ku anggap paling menyenangkan."
"Kakek, aku ingin tas Chanel warna merah edisi terbatas yang rantainya dilapisi dengan emas."
"Kakek, aku ingin sebuah rumah kecil seharga 5 milyar rupiah saja."
"Kakek, aku ingin sebuah jam rolex seharga 200 juta rupiah."
"Kakek, aku ingin kita membeli villa ini."
"HAHAHAHA...."
"Baiklah, aku akan kabulkan permintaan kalian semua, abaikan saja ucapanku tentang satu buah permintaan tersebut." Ucapan kakek Taylor cukup menarik perhatian para tamu undangan. Tampak perhatian tersebut membuat kakek Taylor merasa bersyukur dan puas.
Saat itu berdirilah seorang pria dari sudut pojok. Di tangannya penuh dengan sepiring makanan. Dia adalah menantu dari kakek Taylor, pria ini bernama Stevanus Pv.
Stevanus tiba-tiba saja segera maju dengan piringnya yang masih penuh dengan makanan dan berkata, "Kakek, maukah engkau membelikanku sebuah sepeda motor listrik Volvox agar memudahkanku untuk pergi ke pasar ?"
Semua keluarga Taylor langsung melotot memandang Stevanus dan bergumam di dalam hati mereka masing-masing. Apa si menantu bodoh ini sudah gila ? Apa Maunya dengan meminta kakek sebuah motor listrik murahan ? Bagaimana pula menantu tak berguna ini berani meminta sesuatu kepada kakek Taylor.
Jelas jika dilihat dari penampilan Stevanus, pakaiannya hanyalah sebuah kemeja warna merah biasa yang bisa di beli di pasar grosir, dan lagi sudah jelas dia tidak menyiapkan kado apapun dan hanya ingin makan gratis disini. Apa dia ingin mempermalukan kakek Taylor dengan meminta sepeda motor listrik murahan ?
Lima tahun yang lalu, mereka tidak tahu dimana nenek Taylor menemukan Stevanus ini, dan menikahkan cucu kesayangannya dengan Stevanus. Apalagi jika dilihat sekilas, Stevanus tidak punya apa-apa. Dia hanyalah seorang pria miskin yang tidak berbeda jauh dengan seorang gelandangan di Pusat kota Sidoarjo.
Namun, pada saat pernikahan Stevanus, nenek Taylor meninggal dunia. Semenjak itu Stevanus direndahkan oleh seluruh anggota inti keluarga Taylor. Selama lima tahun itu pula, Stevanus hanya bekerja serabutan untuk keluarga Taylor. Hidupnya tak lebih kurang seperti pelayan yang tugasnya melayani mereka.
Sekarang, dengan berani dia menyuarakan permintaannya tentang sepeda motor listrik.
Sebetulnya sudah ada sepeda motor Suzuka matic. Tetapi sepeda tersebut telah dicuri oleh seseorang saat Stevanus pergi membeli mentimun di pasar.
Stevanus mengira kakek Taylor akan memenuhi permintaannya karena suasana hatinya yang sedang bahagia dan berulang tahun.
Tapi siapa sangka, kakek Taylor melempar gelas yang ada di tangannya ke dinding.
"PRAAANG"
"APA YANG KAU KATAKAN ??? Kau datang ke pestaku untuk merayakan ulang tahunku !? Atau kau hanya datang kemari untuk mempermalukan aku ???"
Istri Stevanus, Cattelya Taylor langsung menghampiri sang kakek dan berkata, "Kakek, Stevanus tidak bermaksud untuk merusak kebahagiaanmu, janganlah engkau marah hanya karena dia."
Lalu dia menarik lengan Stevanus menuju ke samping.
Saat itu juga, sepupu Cattelya, Silvia Taylor mencibir, "Catty, lihat suamimu yang tidak berguna itu !! Kita ini sedang apa ? Ini pesta ulang tahun kakek yang ke tujuh puluh tujuh, dan dia berani meminta sesuatu ,makan dengan rakusnya, tanpa membawa hadiah untuk kakek !!"
"Benar!! Itu benar !! Dia tidak punya adat. Berani-beraninya dia meminta sesuatu kepada kakek. Sungguh sangat memalukan." Keluarga Taylor yang lainpun ikut mencibir Cattelya dan Stevanus.
Dari belakang ada suara dengan lantang. " Dasar pria lemah tak berguna ! Punya hak dia untuk tinggal di keluarga kita ?? Sudah cukup beruntung dia bisa tidur dan melayani keluarga kita."
Kalimat itu keluar dari cucu kesayangan kakek Taylor. Dia adalah Wade Taylor.
"Kau kira kau tak perlu bekerja keras untuk meminta sesuatu seperti itu ?"
"Pergi sekarang juga !! Atau aku akan menghajarmu jika masih mempermalukan kakek !!"
"....... Aku..."
Mendengar hinaan tersebut dari seluruh keluarga Taylor, Stevanus hanya bisa terdiam menunduk malu.
Sebetulnya lima tahun yang lalu, Stevanus bisa saja sudah menjadi mayat dijalan. Tetapi beruntunglah dia karena nenek Taylor menolongnya. Itu juga sebab mengapa Stevanus diam dan tidak membalas serta mau untuk melakukan pekerjaan rumah tangga dan juga melayani keluarga Taylor.
"Kakek, ada orang penting dari PV Enterprise yang bernama John Smith ingin mengucapkan selamat kepadamu."
Kemudian munculah seorang pria tampak berumur 40an yang berdiri tegap memasuki villa dengan penuh senyum kesombongan.
PV Enterprise adalah bisnis keluarga milik keluarga PV di Surabaya, mereka adalah keluarga yang cukup berpengaruh di kota tersebut.
Selain itu John adalah salah satu dari manajer proyek yang bekerja di PV Enterprise. Dia merupakan seorang manajer yang memiliki andil penting di PV Enterprise. Banyak keluarga di Sidoarjo ingin memiliki kesempatan untuk berhubungan dengan manajer ini. Sungguh mengesankan karena seorang manajer dari PV Enterprise datang untuk memberi selamat kepada Kakek Taylor di hari ulang tahunnya.
"Hahahaha. Kakek Taylor selamat ulang tahun, dan ini kado kecil untukmu." Ucap John dan tersenyum.
Ketika kakek membuka kado darinya, orang-orang terpukau. Itu adalah sebuah kunci mobil Alphard keluaran terbaru 2022.
Semua orang terkesima. Seketika itu pula ada beberapa orang yang mencibir.
"Lihatlah, nama belakangnya sama dengan suatu nama perusahaan besar. Tetapi tidak ada segelintir harta menempel pada tubuhnya."
Cattelya tampak tidak perduli dengan makian mereka terhadap Stevanus.
"Ohh, andai saja Cattelya menikah dengan John Smith. Pasti derajat keluarga kita ikut naik."
Mendengar itu Stevanus yang dari tadi hanya menundukan kepala berkata, "Kakek, tidak mungkin bagiku untuk menceraikan Cattelya."
Wajah kakek Taylor yang hanya mendengar sedikit suara dari Stevanus langsung berubah menjadi geram.
"Dasar Menantu tidak berguna !! PERGI KAU !! PERGI SEKARANG JUGA !! KELUAR DARI PESTAKU !!! Aku tidak mau ada orang tak berguna ada di pesta ulang tahunku."
Stevanus sangat terkejut, dia sangat kaget melihat kemarahan kakek Taylor. Perasaannya yang diremehkan padahal dirinya hanya ingin memudahkan pekerjaan yang ada bagi keluarga Taylor. Saat itu pula Stevanus hanya menghela napas dan menggelengkan kepala karena sedih dan heran. Lalu ia melangkahkan kakinya dan pergi.
"Nus..." Cattelya ragu. Dia bingung harus berbuat apa. Apakah dia harus mengejar Stevanus atau tidak.
"Cattelya, jika kau pergi dengannya malam ini, maka aku tidak akan menganggapmu sebagai cucuku lagi !" Ucap dari kakek Taylor.
"Tenanglah istriku, tinggalah disini, jangan pedulikan aku." Ucap Stevanus sambil terus melangkah pergi.
Semua anggota keluarga Taylor termasuk dengan para tamu undangan tertawa terbahak-bahak melihat adegan ini. Bahkan para tamupun ikut menyoraki Stevanus dan mengolok-oloknya.
Stevanus dengan penuh api kemarahan hanya bisa menggertakan giginya dan mengepalkan kedua tangannya rapat-rapat sambil terdiam meninggalkan Villa tersebut.
Pada saat itu, tiba-tiba teleponnya yang usang berdering.
Dia mengeluarkan telepon usang tersebut dan melihat layar. Nomor tak dikenal dengan akhiran angka tiga digit delapan.
Stevanus menolak untuk menjawab panggilan telepon tersebut. Lalu muncul sebuah pesan
"Apakah anda bisa menolong kami ? Tolong pulang ke Sidoarjo untuk menanganinya."
Stevanus hanya mengubah sedikit raut wajahnya dan terus melangkah.
Sebetulnya, Stevanus adalah penerus utama dari keluarga PV. Tetapi lima tahun yang lalu, keluarganya menuduhnya menggelapkan dana perusahaan secara besar-besaran. Karena itu identitasnya dihapus dan dia buang dari keluarga PV tanpa ada yang mengetahui hal tersebut. Ketika ia meninggalkan keluarga PV lima tahun yang lalu, dia tidak memiliki uang sama sekali. Hanya bisa tinggal dijalan dan hidup terbuang menunggu ajal. Disitulah dia menemukan keberuntungan. Dia bertemu dengan nenek Taylor yang sangat baik dan mengajaknya tinggal bersama di keluarga Taylor dan menikahkan cucunya, sehingga Stevanus tidak perlu meninggal tragis di jalanan.
Namun walaupun Stevanus sudah menikah dengan Cattelya selama lima tahun. Pernikahan tersebut hanyalah status, mereka berdua bahkan tidak pernah berhubungan sama sekali. Rumah tangga mereka tidak berjalan dengan baik.
Meskipun sudah disakiti seperti itu, Stevanus tetap bertahan. Karena Stevanus sadar bahwa dia cinta mati dan tergila-gila pada Cattelya.
Sesampainya Stevanus di Sidoarjo, datanglah seorang pria berjas menghampirinya dan berkata, "Pak tolonglah kami, bukankan waktu anda masih muda anda pernah membeli cryptocurrency bitcoin ?"
"Sekarang dana perusahaan telah terancam. Tidak ada yang bisa menolong keluarga ini jika bukan anda."
Stevanus terheran-heran kebingungan, dia termenung. Memang dua belas tahun yang lalu, pada tahun 2010 ia berinvestasi membeli cryptocurrency sebanyak 7Juta bitcoin. Itu adalah sepertiga dari keseluruhan bitcoin yang beredar. Dan itu pula yang menjadi alasan lima tahun yang lalu tentang hilangnya dana perusahaan. Padahal Stevanus menggunakan seluruh kekayaan yang dia miliki pada saat itu untuk membeli bitcoin.
Selanjutnya dikeluarkanlah kartu BCA berwarna hitam legam. Kartu yang selama ini diabaikannya. Kartu BCA itu berfungsi sebagai apa saja di dunia ini,bisa menjadi ATM, Kartu kredit, Akses brankas pribadi,jaminan, dan lainnya.
Kemudian Stevanus melakukan panggilan layanan 24 jam BCA. Dia mendengar wanita yang manis menjawab teleponnya. " Tuan Pv, apa kabar ? Apa yang bisa kami bantu ?"
"Tolong bantu aku memeriksa Brankas ku, apakah ada yang pernah membukanya selama ini ?"
"Baik dengan senang hati. Harap menunggu sebentar." Ucapnya dengan sopan. Kemudian suaranya muncul kembali dan berkata,
"Pak Pv, dengan ini saya sampaikan permohonan maaf. Bahwa status bapak sudah dua belas tahun tidak digunakan. Oleh sebab itu saya tidak bisa memeriksa lebih lanjut. Harap pak Pv langsung menuju ke BCA pusat yang berada di Surabaya atau di lokasi brankas anda tersimpan, dan untuk keamanan dan kenyamanan anda. Saya sarankan agar bapak Pv segera melakukan proses verifikasi diri anda secara manual agar proses berjalan menjadi lebih cepat."
"Baiklah kalau begitu" Stevanus menutup teleponnya. Dia tertawa lantang, siapa sangka bahwa keluarga besarnya tidak menyentuh brankas miliknya. Siapa sangka seluruh harta yang dia pertaruhkan ternyata tidak tersentuh. Bayangkan berapa kekayaan yang Stevanus miliki sekarang. Bahkan Stevanus tidak mengetahui apakah benar brankas nya masih utuh, atau sudah dikuras habis oleh keluarga utamanya.
Stevanus pulang dengan santai. Ketika ia sampai di rumah, Cattelya ternyata sudah pulang dari Villa Batu. Di sisi lain, tampak dua wanita di ruang tamu. Tampak dari kejauhan penampilan wanita itu sangatlah seksi, dan yang satunya sangatlah imut dan polos. Mereka adalah kawan dari Cattelya. Yang seksi bernama Cecilia, dan yang imut bernama Angel. Mereka bertiga asik dan tidak menggubris Stevanus yang memasuki ruang tamu.
Angel yang sedang duduk di samping hanya bisa menghela nafas. Lalu ia berkata, "Catty, aku dengar perusahaanmu sedang dalam masalah."
Catty menggelengkan kepalanya lalu menjawab, "Ya begitulah. Beberapa hari yang lalu perusahaanku menghadapi masalah pendaanaan. Sekarang aku butuh sekitar 2 Milyar, jika tidak aku khawatir perusahaanku akan ....."
Sebelum Cattelya menyelesaikan perkataannya. Angel kembali menghela nafas dan berkata, " Dari mana uang sebanyak itu ? Tidaklah mudah untuk mendapatkan lima milyar dalam waktu yang sangat singkat."
Kalimat Angel didukung pula dengan anggukan kepala Cecilia. Cattelya yang melihat reaksi kedua kawannya itu menyadari bahwa tidak ada pertolongan untuknya, yang ada hanyalah mukjizat uang jatuh dari Surga. Lalu dia terdiam dan melihat ke arah Stevanus yang berdiri di dekat dapur. "Stevanus, sudahkah kau mencuci pakaian hari ini ? Ingatlah, pakaianku harus dicuci dengan tangan dan air hangat. Dan jika ada bajuku yang luntur, aku pastikan kau tidur diluar malam ini."
Stevanus langsung bergegas untuk melakukan apa yang istrinya katakan lalu tiba-tiba teleponnya kembali berdering. Siapa sangka itu adalah telepon dari Bank BCA. Stevanus menjawab panggilan telepon itu dan mendengar suara wanita Customer Service yang tadi,
"Tuan Pv, Setelah saya upayakan. Status rekening dan brankas anda, tidak ada perubahan sama sekali. Dan tidak ada yang membuka brankas anda selama dua belas tahun ini. Jika anda berkenan, kami bisa menjemput anda untuk memeriksa brankas anda jika anda memiliki waktu luang."
"Baiklah jika bisa kalian permudah, aku sungguh berterima kasih." Seketika itu pula teleponnya dia tutup.
Malam itu Stevanus masih tidur di ruang tamu. Dia sungguh tidak bisa tidur dengan tenang, memikirkan brankasnya yang tersimpan hard disk berisikan bitcoin.
"Ini bukan mimpi kan ?" Stevanus masih saja tidak dapat mempercayai semua yang baru saja terjadi sambil mencubit tangannya. Dia tidak bisa tidur terlelap sama sekali hingga keesokan harinya, Stevanus langsung bersiap. Tampak sebuah kendaraan Avanzz datang menjemputnya di siang hari untuk menuju ke BCA pusat Surabaya.
Telepon milik Stevanus tiba-tiba saja berbunyi, itu adalah telepon dari istrinya.
"Nus, mau kemana kamu ? Saat aku pulang kerumah untuk mengambil dokumen yang ketinggalan, aku melihat dirimu dijemput dengan sebuah mobil Avanzz usang."
Tampak dari ujung suara sana terdengar kalimat, "Kakak, untuk apa kau peduli dengan sampah itu ? Biarkan saja dia. Matipun tidak akan ada yang memikirkannya. Malah bagus !! Nanti akan kukenalkan dengan beberapa pria Kaya yang ada di Sidoarjo ini."
Itu adalah adik Cattelya yang bernama Cynthia Taylor. Tak dapat dipungkiri, meskpun Cynthia masih seorang anak gadis SMA yang mulutnya pedas dan tak ramah. Dia tetaplah mewarisi tubuh dari keluarganya, langsing, kaki ramping, cantik menawan.
Stevanus menjawab dengan ringan, "Sayang, aku pergi ke tempat temanku di Surabaya untuk setengah hari saja, dan sampaikan salamku kepada adikmu yang tercinta bahwa aku menyayangi nya seperti adikku sendiri."
"...KAUUU !!!"
"Jangan lupa untuk tidak pulang terlalu malam dan menyiapkan makanan untuk kita." Jawab Cattelya.